Jumat, 11 Mei 2012

kata Mutiara Pada Saatnya

Pada Saatnya



Pada Saatnya,

Ketika musim berganti

Dan gugusan mendung yang ranum

Menitikkan tetes hujan pertama

Biduk yang kukayuh akan merapat ke dermagamu

Menyibak kabut keraguan

Lalu mendamparkan hasrat yang hangat dibakar rindu

Pada Saatnya,

Di ujung perjalanan

Akan kubingkai binar matamu

Bersama gelegak gairah jiwaku
Menjadi lukisan indah di lekuk cakrawala
Dalam leleh cahaya bulan melumuri langit

ditingkah semilir angin laut dan tarian ombak

membelai lembut kristal pasir pantai

Pada Saatnya,

Akan kubuatmu terjaga dari lelap tidur

lalu bersama merajut impian yang tak segera usai,

Dalam genangan cinta dipalung kalbu

Dan getar cumbu tak berkesudahan


 

Tentang Kehilangan, Tentang Pengorbanan

Ceritakan padaku
tentang pedihnya sebuah kehilangan
Yang terbang diatas awan senja merah saga
Dan menyisakan ngilu menikam didada
Dalam derap waktu yang bergegas
Agar segera kubaluri hatimu
Dengan sejuk bening embun
Dan tulus cintaku
Ceritakan padaku tentang perihnya sebuah pengorbanan
Yang membakar habis segenap asamu
Dan meninggalkan sepotong lara mengendap di dasar kalbu
Agar kubuatkan untukmu
Rumah diatas awan tepat dipuncak larik pelangi

Yang kubangun dari setiap desir rindu dan Khayalan merangkai impian bersamamu

Dari bilik hatiku, yang senantiasa percaya

Kebahagiaan kita adalah keniscayaan tak terlerai
130806

Malam Pengantin

Biarkan degup jantung kita berpadu
Dalam hasrat menyala, yang sudah tersimpan rapi
Sejak cinta kita tumbuh pada awalnya
bagai matahari pagi terbit mendaki bukit demi bukit
Hingga kupasangkan cincin perkawinan
Sebagai tambatan akhir pengembaraanku
Biarkan rindu kita luluh bersama malam
Dalam lembut cahaya bulan dan kerlip kunang-kunang
Lalu perlahan membakar kedua sukma kita
Diatas ranjang peraduan beraroma kenanga
Kemudian terbang menyusuri awan
Hingga kaki langit tempat segala kenangan tentang kita
bersemayam abadi sepanjang musim
Biarkan bintang mendelik cemburu
Pada gelora cinta kita yang membias hingga batas cakrawala
Lalu berpendar indah di seantero angkasa
Dan menepis segala kesangsian
Bahwa Biduk yang kita kayuh berdua
Akan mampu meredakan sejuta badai
130806
Sajak Rindu
Pernahkah kau bayangkan
Rangkaian mimpi yang kupahat di temaram langit
Adalah wujud rinduku yang luruh dalam hening
Dan tenggelam dalam kerik jengkerik di beranda
Pernahkah kau bayangkan
Disetiap rentang waktu yang riuh
dimana kurekat erat binar matamu
Selalu kutitipkan harap disana
Dalam desau angin dan desir gerimis senja
Pernahkah kau bayangkan
Pada kelopak mawar disudut taman
Dan jernih embun yang menitik diatasnya
Kusimpan gigil gairahku yang membara padamu
Disetiap tarikan nafas
saat kulukis paras purnamamu


di kanvas hatiku





Ihwal Hati



Aku adalah alter ego kesunyian


yang secara naif membaca setiap percik pesonamu


memancarkan kemilau di rintik sepi


yang membuatku


mendefinisikan ulang arti nestapa diri


dari sebuah ruang hati


dimana gairah purba itu


tak berhenti membakar nyali


Adakah kau tahu


Di semesta asa yang kubentangkan


dan pada rentang waktu yang deras dialiri kenangan


Selalu kupahat rapi jejak rindu


Tentang kita


Hanya kita




260806



Tegar



Disetiap lapis masa lalu


Dimana angin membatu dan musim tak lagi bergerak


pusaran waktu membuatku terhempas


lalu lepas


dari serpihan detik yang terus mengalun


menuju kehampaan kalbu dan hasrat


yang lantas menjelma menjadi noktah-noktah pucat dirangka langit


Kini,


diujung penantian


tegak kupancang tubuhku menantang badai


dan apapun juga


yang membuat


setiap desah nafasku


luruh bersama asa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar